Liverpool perlahan menunjukkan perkembangannya di bawah arahan Jurgen Klopp sejak sebelumnya ditangani Brendan Rodgers, yang dipecat Oktober 2015. Reds mencapai final League Cup, dan memenangi tiga laga beruntun di Premier League saat ini.

Bahkan kemenangan terbaru 2-1 kontra Crystal Palace diraih di markas musuh saat dalam keadaan tertinggal, dan kalah jumlah pemain. Hal itu menunjukkan determinasi tinggi Jordan Henderson dan kawan-kawan, untuk berjuang meraih hasil positif hingga menit terakhir pertandingan.

Kolektivitas dan kesatuan yang diperlihatkan Liverpool itu pun diakui manajer Manchester United, Louis van Gaal. Dalam konferensi pers sebelum laga leg pertama 16 besar Europa League kedua tim di Anfield, Van Gaal, mengakui bahwa Liverpool sulit ditaklukkan di bawah arahan Klopp.

“Liverpool tim yang sangat bagus dan mereka sulit dikalahkan, juga memiliki pemain-pemain yang dapat bermain di level tinggi. Mereka bermain sebagai tim karena pelatih mereka adalah Jurgen Klopp, dan ia membuat mereka bermain sebagai tim. Sekarang lebih sulit untuk mengalahkan Liverpool,” papar Van Gaal di ​Manchester Evening, Rabu (9/3).

Meski begitu Van Gaal melanjutkan pentingnya laga Europa League bagi kedua tim, karena sama-sama ingin lolos ke Champions League musim depan. Melihat kondisi sulit di Premier League untuk masuk empat besar, memenangi trofi Europa League di final yang berlangsung di Basel, Swiss pada 18 Mei 2016, akan jadi target realistis kedua tim.

“Laga nanti besar untuk kedua klub terutamanya kedua tim sekarang juga bertarung merebutkan posisi Champions League. Tiap laga Anda harus menunjukkan rasa lapar kepada lawan Anda, dan itu kewajiban,” imbuh Van Gaal.

“Anda harus menunjukkan momen itu, menunjukkan Anda ingin memenanginya lebih ketimbang lawan Anda,” tegasnya.