Bak sebuah roda yang berputar, ada masa sulit dan masa indah. Hal itu juga berlaku dalam sepak bola, tim yang biasanya bergelimang kesuksesan dan trofi, kerap di masa depan yang tidak diketahui, terpuruk dan memasuki fase krisis.

Hal itu saat ini dialami klub bersejarah Inggris dan besar dunia, Manchester United. Red Devils hanya meraih satu trofi kecil, Community Shield sejak manajer terbaik mereka, Sir Alex Ferguson memutuskan pensiun pada 2013. Ferguson memenangi total 38 trofi untuk United selama 26 tahun kepemimpinannya.

Namun itu semua telah menjadi masa lalu, sisa-sisa kejayaan tim yang bermarkas di Old Trafford. Pasalnya saat ini United dihinggapi banyak kritikan dan berpotensi mengakhiri musim tanpa trofi, serta berada di peringkat luar zona Champions League.

Wayne Rooney dan kawan-kawan saat ini ada di peringkat lima Premier League dan terpaut enam poin dengan Manchester City yang ada di peringkat empat. Tersingkir dari Champions League, dan terancam terdepak juga dari Europa League setelah kalah 1-2 dari Midtjylland di leg pertama 32 besar Europa League.

Manajer United, Louis van Gaal pun dalam sorotan karena mengubah filosofi bermain United yang terlalu fokus menguasai bola, namun minim serangan langsung dan kreativitas mendobrak pertahanan lawan. Ia disinyalir digantikan akhir musim ini, karena dua musim melatih dan tak kunjung memberikan hasil.

United tak lagi disegani dan seluruh klub tak gentar melawan mereka. Keterpurukan United ini pun ikut membuat legenda klub, David Beckham prihatin. Ia menilai keterpurukan United tak bisa dihindari kala Ferguson memutuskan pensiun, dan tidak ada lagi sosok-sosok besar di Manchester Merah seperti Roy Keane, Paul Scholes, Ryan Giggs, dan Chief Executive, David Gill.

“Sebagai fans Man United, saya selalu berharap kami tak melewati masa sulit (keterpurukan), tapi hal itu tak dapat dihindari lagi. Ketika manajer pergi (Ferguson), selalu ada hal-hal besar, tapi Anda juga kehilangan pemain seperti Keaney, Scholesy – dan Giggsy juga berhenti pemain,” papar Beckham diberitakan ​Sky Sports, Rabu (24/2).

“Anda kehilangan karakter-karakter hebat tim, dan David Gill mundur dari jabatannya di Manchester United. Mereka semua bagian integral klub. Kami pernah sukses selama 20 tahun, sampai jika kami tak memenangi sesuatu selama semusim atau dua musim, orang berbicara kami berada dalam krisis,” terangnya.

“Man United tetap Man United. Tak peduli jika Anda mencintai mereka atau membenci mereka, mereka salah satu tim terbesar. Jika bukan terbesar, klub dunia dan Anda harus mempertahankan reputasi itu. Satu-satunya cara Anda menjaga reputasi itu adalah memenangi trofi,” pungkas pria yang merupakan angkatan 1992 United yang terkenal seantero dunia.