Thứ Tư, 27 tháng 1, 2016

5 Hal yang Ingin Dilihat Fans United Apabila Van Gaal Dipecat

Louis van Gaal total telah menguras dana Manchester United sebesar 250 juta poundsterling alias Rp4,945 triliun untuk mendatangkan pemain anyar ke Old Trafford sejak 2014.

Kedatangannya diharapkan dapat memperbaiki performa United yang terpuruk bersama David Moyes dan melanjutkan filosofi kesuksesan Sir Alex Ferguson. Pada musim pertamanya Van Gaal mampu mencapai target empat besar dari manajemen, hingga United kembali bermain di Champions League.

Namun seiring musim 2015/16 berjalan. United mengalami dekadensi performa di bawah arahan manajer berjuluk si Tulip Besi. Wayne Rooney dan kawan-kawan tersingkir lebih awal dari Champions League dan turun kasta ke Europa League, mereka juga gagal melaju lebih jauh di League Cup setelah kalah dari klub Championship, Middlesbrough.

Lebih parahnya lagi pada Desember 2015 Van Gaal tak pernah memberi kemenangan untuk United hingga keluar dari empat besar. Hingga pekan 23 United telah kalah enam kali dan saat ini ada di posisi lima, Van Gaal pun dalam ancaman pemecatan.

Sebagian besar fans tentu senang jika Van Gaal dipecat United demi perubahan yang lebih baik. Namun sebenarnya, apa sih yang ingin dilihat fans jika Van Gaal dipecat?

5. Permainan yang Lebih “Hidup”

Liverpool v Manchester United - Premier League

Publik Old Trafford hingga legenda klub sepakat frustrasi jika melihat United bermain saat ini. Setan Merah menguasai penguasaan bola, tapi permainan mereka sangat monoton dan defensif.

United seakan tidak berani mengambil resiko menyerang dan kehilangan unsur kreativitas. Selain itu ketika menyerang, United hanya mengandalkan empat pemain di depan dengan bantuan dua full back yang ikut bantu menyerang. Sementara dua gelandang lainnya stagnan di lini tengah.

Hal ini jelas ingin segera dibuang jauh-jauh dari permainan United jika Van Gaal dipecat nanti. Pasalnya United di masa lalu disegani lawan-lawannya karena serangan mereka yang dahsyat di segala arah, dan konstan memberi tekanan.

4. Kembali Tajam

Newcastle United v Manchester United - Premier League

Dari lima besar Premier League saat ini. Di antara Leicester City, Manchester City, Arsenal dan Tottenham Hotspur. United pemilik serangan terburuk karena hanya mampu mencetak 28 gol.

Lini depan mereka terlalu bertumpu kepada Rooney dan Anthony Martial yang baru berusia 20 tahun. Van Gaal melakukan kesalahan tentunya melepas Robin van Persie, dan Javier “Chicharito” Hernandez yang notabene penyerang. Bahkan Chicharito saat ini jadi pencetak gol terbanyak Bayer Leverkusen di Bundesliga.

Fans tentu ingin melihat United yang kembali tajam kelak jika Van Gaal telah pergi. Mereka ingin melihat adanya penerus Andy Cole, Dwight Yorke, Teddy Sheringham, Ole Gunnar Solksjaer, Dimitar Berbatov, dan pendamping Rooney yang sama tajamnya dalam mendulang gol.

3. Mengembalikan Rasa Takut dan Keangkeran Old Trafford

Manchester United v Southampton - Premier League

Manajer Southampton, Ronald Koeman sebelum pertemuan melawan United beberapa pekan lalu jelas melecehkan United dengan ucapannya. Ia berucap bahwa Old Trafford dan United tak lagi menyeramkan.

Hal itu seharusnya bisa jadi tamparan untuk Red Devils. Pasalnya di masa lalu lawan segan apabila bertemu dengan mereka dan bermain di stadion yang memiliki julukan Theater of Dream.

Dua faktor utama yang membesarkan United di masa lalu itu jelas harus dikembalikan lagi selepas Van Gaal pergi. Caranya pun mudah, yakni bermain agresif tanpa rasa takut lawan mencetak banyak gol.

Kekejaman mencetak gol meski dalam keadaan unggul, harus dimiliki United seperti halnya klub besar Eropa lainnya, yakni Barcelona, Real Madrid, dan Bayern Munchen.

2. Komando di Lini Belakang

Manchester United v Manchester City - Premier League

Tanpa meragukan atau memandang rendah kualitas Chris Smalling dan bek United lainnya seperti Marcos Rojo, Phil Jones, Paddy McNair serta Daley Blind. Tapi United memang tidak memiliki bek dengan tipikal pemimpin laiknya Rio Ferdinand, Nemanja Vidic, Gary Pallister, Steve Bruce, dan Jaap Stam.

Bek United saat ini terlalu normatif dan tidak dapat memberi komando di lini belakang hingga banyak gol yang tercipta musim ini, berasal dari miskomunikasi antar pemain dan hanya mengandalkan David de Gea sebagai orang terakhir di pertahanan United.

Hal ini tentu tak ingin dilihat fans United. Mereka tentu ingin melihat barisan belakang yang memberikan rasa aman seperti di masa lalu, dan United bisa mencari solusinya dengan mendatangkan bek-bek berpengalaman dan pintar berkomunikasi seperti halnya Leonard Bonucci, Mats Hummels, dan mantan bek United, Ryan Shawcross.

1. Mental Juara

Liverpool v Manchester United - Premier League

Terakhir adalah mental juara yang membentuk identitas United selama bertahun-tahun. Hal ini harus segera dimiliki United jika tak ingin terpuruk seperti halnya Liverpool dan AC Milan, yang masih kesulitan mencari jati diri serta konsistensi bermain hingga tak konsisten berada di Champions League.

Padahal kedua klub itu juga dua klub besar dan bersejarah Eropa. Mereka saat ini bahkan lebih sering berkutat di papan tengah klasemen.

Fans jelas tak ingin hal itu terjadi pada United. Mereka ingin melihat United yang terus berjuang hingga menit terakhir dalam kondisi tertinggal atau keadaan imbang, dan percaya dapat mencetak gol.

Pada masa jayanya United era Ferguson sering melakukan comeback yang menuai pujian di Inggris karena memiliki mental juara yang kuat. Saat itu fans bahkan tak meninggalkan tempat duduknya di dalam stadion karena yakin United masih bisa mencetak gol.

Saat United bermain buruk pun masih dapat meraih satu poin atau tiga poin di masa lalu. Tentu hal itu terjadi lantaran mental juara yang kuat dan keyakinan bahwa DNA tim adalah meraih trofi di tiap musimnya.

0 nhận xét:

Đăng nhận xét