Setiap harinya Louis van Gaal semakin berada di bawah tekanan pemecatan sebagai manajer Manchester United. Tekanan kembali dirasakan pria asal Belanda itu setelah kalah 0-1 dari Southampton di Old Trafford pada pekan 23 Premier League, yang merupakan kekalahan keenam musim ini.

Tekanan yang dirasakan sepanjang Desember 2015 di mana United tak pernah menang pun harus dirasakan Van Gaal kembali. Bahkan media mulai memainkan kandidat pengganti si Tulip Besi mulai dari Jose Mourinho, Josep Guardiola hingga eks manajer Liverpool, Brendan Rodgers.

Nama yang disebut terakhir khususnya telah memberikan pernyataannya mengenai kans melatih Wayne Rooney dan kawan-kawan. Dengan tegas Rodgers yang dipecat pada Oktober 2015 langsung membantah kabar tersebut.

“Ketika Anda menangani Liverpool Anda tahu bahwa pekerjaan di Manchester United telah hilang,” ucap Rodgers singkat kepada ​talkSPORT, Kamis (28/1).

Selain menolak anggapan melatih Setan Merah. Rodgers juga pasang badan membela Van Gaal yang dikritik habis-habisan saat ini oleh kalangan fans, pemerhati sepak bola hingga legenda klub. Ia membela filosofi penguasaan bola Van Gaal yang monoton bagi fans United.

“Saya melihat banyaknya kritikan yang ia dapat, tapi tidak mungkin Louis van Gaal melepas pemain untuk mengurangi jumlah tembakan tepat sasaran. Dia adalah pria yang sudah lama melatih dan membangun tim pada 1995 di Ajax (Amsterdam) yang dibicarakan orang selama bertahun-tahun,” tutur Rodgers.

“Ya permainannya berlandaskan penguasaan bola tapi gaya itu merupakan gaya sepak bola yang menyerang. Jelas hal itu juga terjadi di Barcelona, lalu dia pergi ke Bayern Munchen dan mereka juga memiliki gaya main penguasaan bola, tapi masih tetap menyerang,” lanjutnya.

Rodgers bahkan menyalahkan pemain yang tidak mampu mengikuti keinginan bermain Van Gaal dan juga media yang menyudutkan mantan pelatih Timnas Belanda itu.

“Saya pikir hal ini terjadi banyak juga karena pemain. Anda melihat Manchester United, apakah mereka memiliki pemain yang dapat melakukan persis seperti yang dilakukan sebelumnya? (di masa kejayaannya). Hal itu juga berandil besar,” tambah Rodgers.

“Momen itu kemudian dimanfaatkan media yang terus memojokkannya dan setiap hari hingga pekan dia selalu dikritik. Tapi dia adalah pria yang sudah lama menggeluti profesi ini (manajer). Sulit untuknya saat ini tapi dia pasti tahu bagaimana rasanya datang ke negeri ini (Inggris yang penuh tekanan),” pungkasnya.