Sejak membesut Liverpool pada kurun waktu 2012 hingga 2015, Brendan Rodgers tidak memberikan trofi apapun bagi klub sampai legenda klub, Steven Gerrard hengkang. Tak hanya miskin prestasi, Rodgers tak kunjung mengangkat performa Merseyside Merah.
Alhasil pada Oktober 2015 manajemen mendepaknya dan menggantikannya dengan Klopp. Euforia besar menghampiri The Kop dan juga fans karena Klopp sebelumnya sukses bersama Borussia Dortmund.
Manajer esentrik itu pun bisa langsung memberikan sentuhan emasnya dengan trofi perdana di League Cup, dengan mengalahkan City. Jika trofi diraih, kepercayaan diri pemain Liverpool bisa terangkat untuk sukses dan mengulang prestasi yang sama di Europa League.
Berbicara hadiah yang diberikan bagi tim yang memenangi League Cup, alias kualifikasi Europa League. Jelas hal itu lebih dibutuhkan Liverpool ketimbang City, yang memiliki kans lebih besar bertahan di empat besar (zona Champions League) dan paling rendah mereka mengakhiri musim di zona Europa League.
Liverpool sedianya juga masih memiliki kans tersebut karena terpaut tiga poin dengan zona Europa League yang saat ini dihuni Manchester United. Secara matematis mereka bisa meraihnya. Namun raihan trofi League Cup yang sudah di depan mata, lebih memberi kejelasan untuk Liverpool.
Liverpool mendapat predikat sebagai salah satu klub tersukses Inggris karena meraih lima trofi Champions League dan 18 trofi Premier League, dua lebih sedikit dari United. Liverpool bisa menambah catatan gemilang itu dengan trofi kesembilan di League Cup.
Delapan trofi League Cup diraih Liverpool pada musim 1980/81, 1981/82, 1982/83, 1983/84, 1994/95, 2000/01, 2002/03, dan terakhir 2011/12 saat menang adu penalti 3-2 dengan Cardiff City, setelah kedudukan sama kuat 2-2 di waktu normal.
Dalam lima pertemuan terakhir di seluruh kompetisi Liverpool memenangi empat laga di antaranya dan hanya sekali kalah pada 26 Agustus 2014 di Etihad Stadium. Dalam kondisi bermain inkonsisten Liverpool tetap lebih hebat dari City.
Jelas hal itu ingin dijaga Jordan Henderson dan kawan-kawan sekaligus membuktikan bahwa Liverpool tetap klub besar nan tradisional Inggris, yang mampu menghadapi klub besar bertabur bintang seperti City.
Di sesi konferensi pers pertama Klopp bersama media Inggris, ia tidak muluk-muluk mencanangkan target dan menyebut dirinya The Normal One. Meski rendah hati, fans dan manajemen klub tentu ingin melihat kualitas dari Klopp dalam memberikan trofi.
Trofi League Cup akan jadi titik mula baik bagi Liverpool membuka era baru bersama pria berusia 48 tahun itu. Sekaligus membuktikan bahwa manajemen tak salah memilihnya sebagai suksesor Rodgers, dan mengembalikan kejayaan Liverpool.
0 nhận xét:
Đăng nhận xét